jika kamu melihat anak perempuan pendek yang melompat menggapai-gapai langit, mungkin itu aku.
aku dengan nol koma nol nol nooool sekian persen kesadaran, dan bermodal sedengkul pengetahuan, selalu berfikir impian saya ada di langit.
kenapa langit? karena yang saya tahu tempat tertinggi di dunia adalah langit.
langit adalah puncak angan-angan saya, dimana semua mimpi tersedia, asal mampu sampai kesana.
oh ya, bidadari juga suka dibilang turun dari langit kan? makanya saya makin merasa bahwa langit adalah puncak segala impian.
beberapa hari ini ketenangan saya terganggu, saya sering bermimpi dalam tidur (plis, semua orang juga pernah mimpi kalii) oh ini beda, mimpinya sering absurd dan pada saat saya bangun saya kelelahan. saya juga jadi cengeng, maksudnya jadi nangisan sama hal-hal sepele.
kemudian malam ini saya berbaring di tempat tidur, dengan fikiran yang masih kacau. Saya mulai mengingat-nginat apa yang terjadi akhir-akhir ini. saya tak menemukan apa-apa. tapi hidup rasanya sedang hancur pelan-pelan. saya berdoa. tapi ada sesuatu yang mengganjal dalam perasaan saya. sulit sekali saya usir.
ada satu pertanyaan yang sudah barang tentu akan terlintas dalam fikiran orang kacau : "kamu kenapa?"
dan sudah barang tentu juga jawabannya adalah "tidak tahu!" logikanya, kalau kita tahu kita kenapa mungkin tak akan seperti ini.
saya berfikir dan terus berfikir.
di televisi berkelebat sebuah iklan bermuatan sains dan ada kata "gravitasi".
harusnya saya cuek aja, tapi kenapa gravitasi itu malah jd terngiang ngiang. dulu guru saya sering menyebutnya.
jiwa saya seperti menemukan kata untuk mengungkap apa yang sesungguhnya terjadi. gravitasi. sesuatu yang menarik seluruh isi bumi jatuh ke bawah.
lalu apa hubungannya hidup tak tenang dengan gravitasi?
saya tahu persis saya bagaimana, saya adalah manusia yang senang berangan-angan pergi ke langit . saya melupakan bahwa bumi punya sesuatu yang bernama gravitasi yang akan menjaga semua warga penghuni bumi untuk tetap berada disana. menempel berserakan pada permukaan kulit terluar bumi.
tapi yang saya alami mungkin bukan persoalan gravitasi yang sebenarnya.
ini hanya sebuah kiasan bahwa manusia boleh saja bermimpi setinggi-tingginya, tapi akan selalu ada yang menahan. gravitasi. cuma sedikit orang yang akhirnya bisa pergi kelangit. mereka melawan gravitasi.
saya. saya selalu ingin bergerak menuju kelangit, menggapai-gapai dengan tingggi badan seadanya. bukan tidak mungkin, cuma hanya sedikit orang saja yang pada akhirnya bisa pergi ke atas langit. sisanya ada yang menyerah, ada yang mati duluan, ada yang menemukan mimpinya cukup di bumi saja.
saya mulai menemukan sedikit clue atas apa yang mengacaukan fikiran saya akhir-akhir ini.
kemarin tiba-tiba saya menemukan sebuah kepingan masa lalu saya. dulu saya menyebutnya langit. ya! mereka adalah bagian dari kerajaan langit yang selalu saya impikan berada disana. tapi karena satu alasan saya tak pernah memasukkan mereka pada bagian kerajaan langit lagi. saya tak memimpikan mereka ada lagi. tapi ceritanya menjadi agak sedikit kacau ketika saya yang tak lagi ingin kesana, ke kerajaan langit yang ada merekanya (untuk menoleh keatas bagian sana saja saya tidak berani) tapi mereka yang seperti mengulurkan tangannya agar saya segera kesana. menolong saya melawan gravitasi.
cerita tak selesai disana, karena pada saat yang sama, saya sudah punya surga sendiri di bumi dan saya tak tahu apakah kerajaan langit akan semenyenangkan disini atau tidak. sesuatu yang kita impikan, belum tentu akan membuat kita nyaman saat tercapai. itulah yang menambah berat saya untuk terbang. bumi telah memciptakan gravitasi yang lain, yang bukan saja menahan saya untuk terbang secara fisik, tapi juga jiwa.
tapi ada bagian hati saya yang tetap merindukan langit seperti masa kecil saya. akan indah atau tidak, sepertinya tak jadi masalah. dan bagian hati itu terus saja bicara dan minta didengarkan. aku ingin menggapainya. aku ingin kesana.
penyebab kekacauan ini mungkin karena pada saat bersamaan tiba-tiba langit membuka pintunya untuk saya masuk, tapi ketiadaan sayap saya untuk terbang. melawan gravitasi bukan soal mudah. selama ini setiap saya ingin terbang, setiap itu pula saya jatuh. karena saya manusia. penghuni bumi. yang selalu di pelihara gravitasi agar tetap tinggal di bumi.
ada dua keinginan yang tak sejalan, terkurung dalam satu hati.
seperti dua harimau jantan dalam satu kandang. selalu membuat gaduh pemiliknya.
cuma waktu yang akan menentukan siapa yang akan menang. atau bahkan saya menemukan tempat lain untuk melabuhkan impian saya.
jika saat ini kacau, mungkin memang sedang masanya kacau. semoga segera membaik. semoga Tuhan selalu memberi jalan. pada akhirnya bukan soal tempat, barangkali.
kepada penghuni langit,
terimakasih untuk ajakannya kesana. tapi saya tak punya cukup tenaga untuk sampai kesana. bumi tempat saya tinggal sudah cukup menyenangkan untuk saat ini. bantu saya berdoa pada tuhan jika benar tempatku disana.
salam untuk penghuni langit yang lain. suatu saat saya akan kesana untuk urusan lain.
salam hangat.
saya dan segenap keinginan yang masih berada dalam tarikan gravitasi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar